Sabtu, 24 Agustus 2019. Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia, program ini dilaksanakan di wilayah perdesaan dan pinggiran kota. Program tersebut juga sudah berjalan lama di Kabupaten Grobogan

 

Program PAMSIMAS bertujuan untuk meningkatkan jumlah fasilitas pada warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaan dan peri-urban. Dengan PAMSIMAS, diharapkan mereka dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan program ini dalam rangka mendukung pencapaian target SDGs Goal 6 clean water and sanitation (sektor air minum dan sanitasi) melalui pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat.

Program Pamsimas saat ini sudah mencapai PAMSIMAS III, di Kabupaten Grobogan PAMSIMAS III Tahun 2019 ini ada 19 Desa yang medapatkan program reguler. Dalam pelaksanaan selain menunjang sektor akses air minum di perdesaan PAMSIMAS juga mengerjakan kaitannya dengan komponen Kesehatan. PAMSIMAS dalam mengerjakan komponen kesehatan tidak lepas dengan Program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Oleh karena itu untuk meningkatkan capaian sanitasi di desa intervensi PAMSIMAS, PAMSIMAS bekali kader kesehatan desa dengan pelatihan Kesehatan. Pelatihan diadakan di Resto Kedelai Grobogan SOYBEAN Toroh, dalam pelatihan ini kader dibekali cara melakukan pemicuan STBM 5 Pilar, teknik promosi kesehatan, media bahkan sampai bagaimana melakukan Rencana Pengawasan Air Minum (RPAM) dengan 4 K (kuantitatif, kualitatif, keberlanjutan, dan Keterjangkauan). Peserta terdiri dari kader sampai bidan desa.

Setelah pelatihan kesehatan ini, merekan di bebankan tugas untuk meningkatkan KPI Komponen B (Kesehatan) dengan cara memberdayakan masyarakat melalui proses pemicuan. Tidak hanya dituntut mampu melakukan pemicuan, peserta pelatihan juga harus mampu melaksanakan monitori dan evaluasi yang hasilnya akan di diskusikan dengan petugas sanitarian Puskesmas untuk meneruskan keberlanjutan dan rencana keberlanjutannya. (Daru Puji Hidayat) (Yakes Penunjang Dinkes)